Kali ini saya beruntung
dapat kesempatan untuk menghadiri Smart Parenting Healt Talkshow yang diadakan
di Brawijaya Clinic FX Sudirman atas undangan dari group Brid atau Blogger Reporter
ID.
Beruntung karena
kebetulan saya memiliki batita yang masih masa-masa tumbuh kembang. Pendar 14
bulan. Masa-masa rawan yang kelak akan mempengaruhi kehidupannya sebagai
manusia dewasa.
Makanya begitu membaca tema Smart Parenting Healt Talkshow yang dibawakan oleh Dr. Nathanne Septhiandi, SpA, dokter anak di Brawijaya Clinic FX Sudirman:
Lindungi Sang Buah Hati Dengan Stimulasi dan Nutrisi Yang Tepat
Dengan materi:
- Food rules memberikan makan pada anak
- Mengenali tahap perkembangan pada anak&stimulasi yang tepat
Wow! Berbagai perasaan bercampur,
antara senang akan mendapat info yang sangat bermanfaat, dan perasaan cemas
apakah selama masa pertumbuhan Pendar, saya melakukan hal yang kurang baik
dalam hal stimulasi dan nutrisinya.
Beberapa hal yang saya tangkap, banyak terjadi anak mengalami sulit makan:
- Penjadwalan makan yang tidak terlatur, jadi pemberian makan suka-suka Ibu dan pada masa jeda sebelum makan utama itu anak mengasup snack, susu, dll. Sehingga ketika harus makan pokok anak menolak, terlebih biasanya snack dan susu lebih menggoda rasanya ketimbang makan utama.
- Ada penjadwalan makan utama dan selingan (Snack) yang terlatur, 3x makan utama, dan 2x makan kecil diantaranya. Susu dapat diberikan 2-3x sehari.
- Lama makan 30 menit saja
- Hanya air putih di antara waktu makan (tidak ada pancingan snack dsb ya, Moms)
- Pengenalan tekstur yang telat sehingga anak sampai usia 1 tahun belum bisa mengasup nasi padat.
- Kebiasaan Ibu memberikan jenis makanan yang tidak bervariasi, membuat anak menolak jenis makanan lain atau anak mengalami picky eater.
Berikut ini jika anak
anda mengalami picky eater:
- Sajikan makanan dalam porsi kecil
- Sajikan beberapa makanan walaupun bukan kesukaan orangtua (Iyalah, kan kita sedang mengenalkan berbagai jenis menu buat si kecil ya, Moms. Bukan buat orangtua hehehe)
- Kenalkan anak pada makanan baru sebanyak 10-15x
- Sajikan makanan anak pada meja yang terjangkau oleh anak
- Orangtua memberikan contoh makan yang menyenangkan tanpa menawarkan makanan
- Jika pengenalan makanan menyebabkan anak muntah, hentikan.
- Campurkan makanan baru dengan makanan lama yang disukai anak, awalnya sedikit. Lama-lama tambah proporsinya.
Jika si kecil mengalami
small eater, feeding rules sudah benar tapi status gizi si kecil masih kurang. Jangan
langsung berpikir, mungkin keturunan badannya kecil, yang penting sehat. Karena
memang anak yang mengalami small eater biasanya anak aktif, perkembangan anak
normal, tidak memiliki masalah medis dan lebih tertarik dengan lingkungan ketimbang
makanan. Jangan santai tapi juga jangan memaksanya untuk makan ya, Moms. Coba
diskusikan dengan dokter anak pilihan anda.
Mengenali
tahap perkembangan pada anak&stimulasi yang tepat
Setelah memperhatikan
asupannya, maka kita juga wajib memperhatikan tahap perkembangan pada anak agar bisa memberikan
stimulasi yang tepat. Kelainan pada tahap perkembangan anak harus diketahui
sedini mungkin loh, Moms. Supaya segera ditangani dengan baik, minimal sebelum
usia 3 bulan harus sudah diketahui. Jika terlambat mengetahui ini akan menghambat kehidupannya kelak, kasian kan.
Cara paling mudah untuk
deteksi tumbuh kembang:
- PERTUMBUHAN:
- Timbang berat badannya (BB)
- Ukur tinggi badan (TB), lingkar kepala (LK)
- Lihat garis BB, TB, LK, pada grafik
- PERKEMBANGAN:
- Tanyakan perkembangan anak dan KPSP (Kuensioner, Pra Skrining Perkembangan)
- Tanyakan daya pendengarannya dengan TDD (Tes Daya Dengar), penglihatan dengan TDL (Tes Daya Lihat)
- Tanyakan masalah prilaku dengan koesioner MME, AUTIS dengan CHAT, gangguan pemusatan perhatian dengan kuesioner conners.
Secara garis besar
pertumbuhan si kecil dari 0-24 bulan:
0-1 Bulan
Tangan dan kaki bergerak aktif, kepala
menoleh sedikit ke kanan atau ke kiri, bereaksi terhadap
bunyi, menatap wajah
ibu atau pengasuhnya.
1 bulan
Mengangkat kepala
ketika tengkurap, kepala menoleh ke samping kanan-kiri, bersuara, tersenyum
spontan
3 bulan
Kepala tegak ketika
didudukan, tertawa atau berteriak, memandang tangan.
4 bulan
Tengkurap-telentang
sendiri, memegang mainan
5 bulan
Meraih, menggapai,
menoleh ke suara, meraih mainan
6 bulan
Duduk tanpa
berpegangan, memasukan bsikuit ke mulut
7 bulan
Mengambil mainan
dengan tangan kanan&kiri
8 bulan
Berdiri berpegangan, bersuara ma-ma-ma (atau suara-suara lain)
9 bulan
Menjimpit, melambaikan
tangan
10 bulan
Memukulkan mainan di kedua tangan,
bertepuk tangan
11 bulan
Memanggil Mama-Papa
12 bulan
Berdiri tanpa berpegangan, memasukan
mainan ke cangkir, bermain dengan oranglain
15 bulan
Berjalan, mencoret-coret, minum dari
gelas
18 bulan
Lari, naik tangga, berbicara dengan
beberapa kata (mimik, Pipis), memakai sendok menyuapi boneka
2 tahun
Menunjuk gambar,
menggabung beberapa kata ( Mama mimik),
menunjuk bagian tubuh, melepas pakaian, menyikat gigi.
Itu hanya garis besar,
Moms. Ada juga si kecil yang sudah bisa lebih banyak lagi, tapi ada juga
yang mengalami sedikit keterlambatan,
mis: usia 14 bulan baru bisa berdiri tanpa berpegangan. Menurut Dr, Nathanne
itu masih diambang wajar, dikatakan harus waspada atau masuk red flags jika
ketika pada usia 18 bulan si kecil belum bisa berjalan. Ini perlu konsul ke
dokter anak untuk dilakukan therapi dsb.
Termasuk juga jika si
kecil usia 4-6 bulan, kontrol leher buruk (Head lag), tidak meraih benda pada
usia 5 bulan, tidak senyum, dll hal-hal yang belum bisa dilakukan di usia-usia
yang harusnya si kecil sudah bisa melakukannya. Moms, bisa lihat di garis besar
bertumbuhan si kecil dari 0-24 bulan.
Semua keterlambatan itu
bisa disebabkan macam-macam ya. Moms. Dari sesi tanya-jawab yang seru antara
Dr.Nathanne dan pengunjung, ternyata kondisi kesehatan psikis dan fisik si ibu
juga mempengaruhi tumbuh kembang anak, pola asuh (hati-hati ya, dalam mengambil
pengasuh), si kecil yang tumbuh dengan kasih sayang akan lebih pesat
perkembangannya ketimbang si kecil yang tumbuh dengan kekerasan, baik saat
dalam kandungan hingga lahir.
INFO: Jika anak mengalami tantrum, dan tidak menderita ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) sampai usia di atas 3 tahun, kemungkinan saat perkembangannya mengalami pola asuh salah. Sebaiknya dikonsultasikan ke dokter anak.
Jangan lupa, ya Moms,
selain nutrisi, kebutuhan kesehatan diperhatikan, stimulasi si kecil juga diterapkan dengan baik.
Macam-macam stimulasi diantaranya: Memperdengarkan musik klasik atau pun murotal
(bagi yang muslim) sejak dalam kandungan, memperdengarkan suara-suara lonceng
dari sisi kanan atau kiri, mengajak bernyanyi, membiarkan si kecil memegang
mainan yang aman, dll.
Sayang, sekali waktu
berlalu begitu cepat. Acara yang dimulai pukul 11 siang hingga usia menjelang pukul 1, rasanya menjadi sangat
kurang karena memang dunia anak itu beragam, penuh berjuta-juta pertanyaan di
setiap kepala orangtuanya karenanya.
Acara yang ditutup
dengan bagi-bagi goodiebag dan hadiah
menambah serunya acara ini, alhamdullilah saya mendapat hadiah memenangkan life
twit dan putri saya, Lintang 10 tahun, mendapat gratis dental screening. Dokter
Spesialis Gigi Anak, yaitu drg.Andita Tissalia, SpKGA sangat friendly terhadap
anak sehingga kesan pertama yang saya tangkap, anak saya nyaman diperiksa oleh
drg. Andita yang membahasakan diri ke anak-anak ‘Tante’ bukan ‘Dokter’, ini
jadi nilai special. Sebab anak-anak merasa sedang berhadapan dengan tante
cantik yang ramah, bukan dokter gigi yang memiliki alat-alat yang ditakuti.
Jika anda ingin berkonsultasi tentang perkembangan anak pada dr.Nathanne, dan gigi anak pada drg. Andita, berikut ini info jadwalnya:
Selain para dokternya
yang friendly bagi anak-anak, dan tentu ibunya, disain Brawijaya Clinic FX
Sudirman ini juga cukup nyaman dengan disain dunia anak, dan letaknya yang di
mall, berdampingan dengan playground, membuat anak tidak merasa sedang dibawa
ke dokter tapi dibawa jalan-jalan. Sebuah ide yang unik dan cerdas ^_^
Anak ku..perkembangannya emang sedikit lambat..tapi masi dlm kewajaran..
ReplyDeleteanak punya keunikan sendiri2...
semoga masi dlm batas normal..
Acara menarik yang sarat knowledge ya, Mba. Nice share, Mba. Thanks, mau share untuk teman yang punya balita ah@
ReplyDelete