Jakarta 25 Oktber 2013
Sore Mba, hari sabtu, jam 4 jangan lupa ada talkshow di radio DFM ya Mba
terima kasih
SMS dari markom Gramedia, Mba Ika.
Sip, jarak radio yang dekat dari rumah, bukan kendala yag berarti. Lagi pula dulu, saya sudah pernah talkshow novel saya di sana, Kontrasespi-Gagasmedia. Sebuah markas radio di dalam rumah dengan aksen etnik yang cukup nyaman, ada almari kaca besar yang di dalamnya terdapat beberapa buku para penulis yang pernah talkshow disana, sebagian adalah buku-buku teman saya, seperti Ifa Avianty, Sefryana K.
Keesokan harinya, jam 15.15 Wib saya diantar suami dan ditemani Lintang-Pijar menuju DFM, karena weeekend, jalanan lancar jaya.
Jam 15.45 tiba di depan radio DM, tapi...kok sepi? Ada jemuran pakaian di sepanjang pagarnya, Aneh! Juga halaman depan yang penuh daun kering, bangku dari kayu jati besar yang diselimuti debu, sepi tidak ada satpam seperti biasa. Jangan-jangan....
Suami saya gelisah karena sudah jam 4 kurang 5 menit,bagaimana kalau ternyata radio DFM markasnya sudah pindah?
Saya pun bergegas menuju pintu kayu besar yang biasanya dibalik pintu itu terdapat ruang resepsionits, ternyata kosong dan penuh debu, begitu saya intip melalui cela pintu. Saya segera SMS Mba Ika:
Mba, alamat Radio DFM dimana ya, apa masih seperti dulu?
Reply:
Di Jalan Perum Buncit Indah
Jl.Mimosa Raya Blok D No.1 Pejaten
Mba Eni dimana?
Untung, hanya pindah berapa rumah dari markas lama, itu kami ketahui dari tanya kiri-kanan. Alhamdulillah tidak terlambat euy ^_^
DFM kini berada dalam rumah besar yang tampaknya bangunan baru, dalamnya masih sepi dan lengang, tidak tampak almari berisi buku atau logo DFM yang besar seperti dulu. Bau aroma baru benar-benar tercium. Saya disambut Mba Liana sebagai produser, disuguhkan minuman dan aneka camilan.
"Tadi saya kesasar ke tempat dulu loh, Mba."
"Oya, DFM baru pindah semingguan ini, Mba," kata Mba Lia ramah.
Dan tidak menunggu lama saya masuk ruang siaran, talkshow RAINBOW ditemani Viktor sang penyiar muda yang ramah dan ceria, sayang sedikit flu >.<
Tidak lupa, Lintang-Pijar ikut duduk menemani dan memakai airphone (Alhamdulillah di sini tingkah Pijar mulai terkendali, tidak seperti di V Radio. Mungkin karena mulai adaptasi).
Talkshow RAINBOW ditemani Lintang-Pijar |
Di DFM acara langsung dimulai tanpa ba-bi-bu...ufffff! Napassssssss...
Acara seperti biasa dibuka dengan pertanyaan, perkenalan diri, sudah berapa banyak saya menulis novel, dan seperti biasa saya lupa (Nanti setelah tidak riweh saya akan hitung buku saya yang terbit dari tahun 2003-sekarang).
Viktor: Sebenarnya Rainbow menceritakan tentang apa?
Saya:
Rainbow menceritakan tentang sepasang suami istri, Akna-Keisha yang menerima ujian hidup. Si suami, Akna mendapat kecelakaan pada malam Annivesary mereka yang pertama. Si suami yang penuh kasih, komikal, dewa pelindung, mendadak berubah menjadi pribadi yang bak moster ketika akibat dari kecelakaan tersebut menjadi: Cacat!
Keisha yang lemah lembut, diposisikan pada keadaan harus berjuang menghadapi pribadi suaminya yang berubah total, berjuang menompang ekonomi keluarga yang goyang karena Akna dirumahkan dari tempatnya bekerja, mulai serius di bisnis offline-online perlengkapan baby yang dikelola bersama Emi, sahabatnya.
Ketika dibantu modal dari perusahaan Romi, sahabat Akna yang bekerja disebuah perusahaan dana pinjaman modal usaha, usaha Keisha dan Emi semakin maju dan ini justru menjadi BOOM dalam kehidupannya bersama Akna, karena Akna merasa egonya sebagai laki-laki semakin dibenturkan kondisinya.
Kehidupan rumah tangganya yang sudah dingin sejak pasca kecelakaan, final karena suatu tragedi perlakuan kasar Akna, Keisha pergi dari rumah...
Memutuskan untuk bercerai, namun ternyata akibat tragedi itu..Keisha hamil. Akan seperti apakah kelanjutan rumah tangga mereka...
Bincang-bincang dengan Viktor lantas diselingi pertanyaan dari pendengar, salah satunya:
Pertanyaan: Mengapa mengambil judul Rainbow?
Saya:
Karena seperti dalam cerita di novel ini yah, ketika badai dalam rumah tangga datang yakinlah akan selalu ada kesempatan kedua, seperti ketika sehabis hujan badai akan ada pelangi...
Pertanyaan: Bagian tersulit saat menulis Rainbow?
Saya:
Final, ending. Semua buku-buku saya paling sulit adalah pada tahap ending. Seperti dalam film-film sebagus apapun sebuah film akan 'down' ketika endingnya dirasa penonton terlalu biasa. Ending itu seperti puncak rasa dari kerja keras kita, ini PR terberat yang masih saya pelajari sampai saat ini.
Pertanyaan: Sejauh mana kesetiaan Keisha diuji setelah terjadi kecelakaan?
Saya:
Pertama ketika Keisha mulai merasa hampa secara psikis dan fisik karena Akna semakin menjauh.
Kedua begitu Akna semakin berubah menjadi moster, nyaris tidak dikenali sebagai sosok suaminya
Ketiga...Akna tidak hanya menjauh, bagai moster, juga tidak mendukung usaha Keisha menompang ekonomi keluarga yang otomatis saat itu berpindah ke bahunya
Pertanyaan: Ini segmen bacaan dewasa sekali yah, mengingat mengemas tentang pernikahan?
Saya:
Dalam RAINBOW tidak ada adegan secara fisikal yang berbahaya, dan layak dibaca mahasiswa untuk sekedar mempelajari makna dalam pernikahan.
Pertanyaan: Kenapa menulis, dan apa suka dukanya menulis?
Saya:
Saya menulis karena panggilan jiwa, saya menulis dari SD.
Suka duka menulis, sukanya ketika karya kita terbit, mendapat tanggapan bagus dari pembaca dan mendapat royalti yang layak.
Kesulitannya adalah ketika awal-awal penulis untuk menembus penerbitan, apalagi pada tahun 2003, dimana sosmed tidak semeruyak sekarang.
Untuk belajar atau mendapat info tentang penulis dan penerbit itu sulit. Yunior susah seenaknya masuk ke senior. Sekarang, sosmed meruyak, group-group menulis bermunculan, para senior lebih terbuka memberi tips menulis, memberi info penerbit yang menerima naskah.
Dan kesulitan terakhir bagi saya adalah harus siap menerima ketika karya kita dihujat, tidak diterima dengan baik oleh pembaca, atau pesan yang saya sampaikan diterima berbeda.
Pertanyaan: Apakan Rainbow melalui riset?
Saya:
Beberapa iya seperti cara pemakaian kaki palsu, cara kredit modal usaha. Dari baca-baca, browsing, lalu dari Tante saya yang kebetulan mengalami amputasi kaki. Termasuk...sebenarnya tentang perasaan kehilangan.
Tidak terasa talkshow berjalan hampir 1 jam, menjelang ditutup acara, Viktor memberi saya pertanyaan, makna dan pesan apa yang akan disampaikan dalam novel RAINBOW?
Saya:
Saya ingin menyampaikan bahwa yakininlah apa yang kita yakini, seperti keyakinan akan selalu ada kesempatan kedua dan dalam rumah tangga tidak cukup hanya cinta, harus ada aspek aspek lain seperti iman, logika, pertanggungjawaban masa depan, untuk menyatukan rumah tangga.
Selesai talkshow, saya berbincang sejenak dengan mba Lia, saya bercerita tentang kegiatan saya termasuk gabung di BAW yang dikelola Leyla Hana. Disini Mba Lia tampak tertarik sekali, dan menawarkan untuk talkshow di DFM dalam acara komunitas..HURAAA!
"Kebutulan ada satu lagi komunitas yang akan talkshow, jadi Senin yah saya kabari apakah BAW jadi talkshow di DFM, kalau jadi Rabu jam 1 siang saya minta 4 perwakilan BAW untuk talkshow dis DFM...."
Ehmmm...selesai bincang-bincang sejenak dengan Mba Lia, saya pamit pulang. Bersama suami dan anak-anak kami naik motor menembus jalan raya yang tidak macet, Jakarta weekend pada jam-jam tertentu berasa indahnya ^_^
So semoga talkshow ini bermanfaat bagi saya dan anda yang membacanya.
PASO, jam 01.00
28 Oktober 2013
Selamat Hari Sumpah Pemuda!
No comments:
Post a Comment