Rainbow by Eni Martini |
Jangan
lupa yah Mba Eni datang sebelum pukul 1 siang di V Radio lantai dua Gedung MNC,
tgl 18 Oktober.
Begitu
bunyi SMS dari markom elexmedia, Mba
Ika.
Jam
1 siang, hari sekolah, ini jadi kebimbangan tersendiri buat saya, karena
anak-anak sekolah. Akhirnya saya tanya rute busway, tapi pakai busway harus naik ojek lagi, dan jam makan siang itu padat
merayap areal belakang Sarinah..Huwaaa!
Suami
mengusulkan dia antar pakai motor, otomatis mengajak anak-anak, apalagi Mba
Lintang, putri sulung saya yang begitu menggebu untuk ikut, dari balita dia
sudah ikut saya talkshow di radio-radio.
“Mba
ijin sekolah aja deh, Bu, kan sama juga di radio mba belajar.”
“Belajar
apaan?’
“Belajar
siaran”
Jiyaaaah....cerdik!
akhirnya ijinlah Lintang untuk tidak sekolah, kalau adiknya di pra TK, masuknya
masih bebas, tergantung moody anak. Kami pun berangkat dengan motor dari
Jagakarsa-ke Kebon Sirih pukul 11.30 Wib.
***
Melewati
jalan Jaksa yang merupakan areal wisata malam, kalau siang tentu sepi hanya 1-2
bule asyik kongkow(Kapan-kapan saya akan meliput daerah Sabang, tentu pas anak-anak
ada yang jaga karena meliput wisata malam di sana dengan anak-anak tidak pas
hehehe).
Heboh sampai gedung MNC |
Jam 12.40 Wib kami sampai di gedung MNC, Mba Lintang sudah heboh, serasa
dia yang akan talkshow (mudah-mudahan kelak menyusul yah, Mba Lintang...ibu lah
yang akan melihat Mba talkshow dimana-mana, aamiin ).
Lintang |
Kami
disambut Mas Irwan, kemudian pas jam 13.00 Wib kami dikenalkan ke mba Indy yang
cantik dan imut, penyiar V Radio, sangat ramah familiar. Wussssssssssssss...dua
anak saya ikut masuk dapur siaran, Mba Lintang duduk manis, tapi
Pijar....Toweeeeeeeeeeeeeeeeeng. Dia
langsung memakai airphone, dan berceloteh sendiri bak penyiar. Sebelum
siaran kami, termasuk kru radio memberi aba-aba agar Pijar diam (ayahnya
terpaksa ikut masuk untuk menjaga-jaga situasi)* berasa kayak situasi perang
wkwkwkkwkw.
Begitu
penyiar menyapa pendengar dengan kata ‘V List...dan bla bla...’ memperkenalkan
Rainbow dan penulisnya, yaitu saya sendiri, mulailah Pijar berceloteh lebih
heboh, sangat heboh, dia bertanya dan dia jawab sendiri sampai saya nahan
ketawa dan buyar kosentrasi* Untung Mba Indy cantik sabar hahaha.
Bersama Mba Indi Penyiar V Radio |
Sampai
masuk twit dari sahabat saya Ifa Aviaty:
@Duniaeni
tuh bocah2 pd msk ruang siaran ya?Goodluck ya Bu. Gak grogi nih
Wkwkwkwkkw
Akhirnya...
Wkwkwkwkkw
Akhirnya...
Apa
daya Pijar terpaksa diangkut keluar ruang siaran, dia digendong ayahnya dengan
sejuta janji jalan-jalan beli mainan di luar, so situasi aman terkendali, Mba
Lintang yang semula ikut duduk memutuskan untuk menjadi fotografer karena Ayah
yang semula bagian foto, bertugas mengamankan Pijar.
Talkshow
pun dibuka dari pertanyaam sudah berapa buku saya, yang memang saya hampir
tidak pernah menghitung buku-buku yang sudah saya tulis. Tentang salah satu
novel saya yang sudah di filmkan, Toilet 105. Tentang cara saya berbagi waktu
menulis, mengurus olshop, menjadi istri dan ibu lalu sekarang ikut aktif di
twit @BAWCommunity.
Sebenarnya
saya tidak pernah juga mengatur waktu secara teori, semua dijalani sesuai
ritmenya yang bisa berubah-rubah karena kondisi tapi hal utama adalah suami
saya yang berperan besar membantu hari-hari saya. Jadikan semua bukan beban
meski sebagai IRT saya juga rawan emosi, rawan stres, apalagi dua anak saya itu
bisa jadi boom sewaktu-waktu dengan ulahnya.
Tapi ketika suami sudah ikut berperan semua berasa nyaman dan terkendali.
Itulah sisi positifnya kami berdua memutuskan kerja di rumah.
Acara
takshow ini pun membuka pertanyaan dari para pendengar dengan hadiah buku
RAINBOW, bagi 3 penanya yang terpilih paling bagus.
Beberapa pertanyaan
pendengar:
Saya:
Sebenarnya RAINBOW ini adalah karya yang begitu saja saya tulis ketika saya
berpikir, seringnya dalam rumah tangga itu diberi berbagai ujian seperti
perselingkuhan, ekonomi, ditinggal salah satu anggota keluarga. Disini saya
mengulas ujian berupa musibah yang menimpa salah satu tokoh utamanya, yaitu
Akna, suami dari Keisha, kecelakaan yang mengakibatkan kecacatan.
Bagaimanakah
Akna menghadapi dirinya sendiri, Keisha menghadapi suaminya, menghadapi
kehidupan di depan, menyerah kalah atau bertahan menjalani ujian agar tetap
terasa porsi indahnya berumahtangga... di sini juga saya mencoba memberi
kenyataan yang REAL bahwa tidak cukup cinta untuk mempertahan kan rumah tangga,
jika orang menggadang-gadangkan cinta lah yang menyatukan segala sesuatu, maka
saya mengangkat logika, iman, dan kepentingan pihak ketiga(anak) sebagai hal
yang mampu menguatkan kehidupan rumah tangga, selain cinta.
@Faradinelis
Apa terinspirasi dari anaknya mba yang selalu mewarnai hari-hari mba? Atau ada
ide lain?
Saya:
Terus terang Rainbow awalnya tidak mendapat ide dari anak-anak saya, seperti
yang sudah saya ulas. Tapi dalam perjalanan menulisnya (karena saya seorang IRT
yang tentu tidak bisa cepat dalam menulis buku-buku saya) dalam proses
penulisan RAINBOW ini saya memang tengah
melewati proses kehilangan, disini kehilangan anak. Jadi mungkin tahap feel’nya
terbawa dan dirasakan pembaca sampai membuat diantaranya ada yang gerimis.
@Rahmanlinda
Pesan apa yang ingin disampaikan lewat Rainbow? Terinspirasi dari kisah nyata
ya?
Saya:
Yakinlah, akan selalu ada pelangi sesudah hujan karena itu jangan pernah tidak
percaya dengan kesempatan kedua.
Tidak
terinspirasi dari kisah nyata.
Selain
twit-twit di atas ada yang pembaca yang memberi testimoni RAINBOW, salah
satunya:
@TiasMhd:
Rainbow membuatku berkaca mengenai kehidupan pernikahan muda yang mengalami
pasang surut...
BAWers |
Apabila ada member yang tidak aktif atau tidak melaksanakan tugas beberapa kali maka ada sistem wisuda, atau dikeluarkan dari group.
Oya, siapa saja member BAW?
Diantaranya para penulis senior seperti Leyla Hana, Riawani Elyta, Afifrah Afra, dan para penulis yang mulai naik daun seperti Shabrina WS, Aida Maslamah, Nyi Penengah Dewanti, Dian Nafi, Lia Herlina, dan banyak lagi. Yang semula saat bergabung di BAW banyak yang belum punya buku solo, meruyak terus menelurkan buku. Di BAW tidak pelit informasi, tidak sedikit pun terbaca sistem bisnis seperti kelas berbayar, agen naskah dan sejenisnya. Disana sampai saat ini pure belajar dan silaturahmi.
Dibukukan oleh siapa saja buku-buku BAWers?
Beragam oleh kru Gramedia, Gagasmedia, Bukune, Bentang, Indiva, Diva Press, dll
Oya, Kuereeeen ada penulie Gagas, Bukune!
Sekitar satu jam berlalu talkshow RAINBOW pun usai, diakhiri tips menjadi penulis dari saya:
Bahwa
menulis saja sesuai yang ingin kamu tulis, soal jodoh penerbit itu soal kedua,
setelah naskahmu terasa sempurnah (setidaknya ketika kamu baca), coba pelajari
penerbit mana yang sekira cocok menjadi jodohnya.
Kamu
pelajari kriteria penerbit dari buku-bukunya yang sudah terbit, ketika naskahmu
ditolak, PANTANG MENYERAH karena sesungguhnya ini lah awal langkahmu menjadi
penulis. Pelajari lagi apa kira-kira yang membuat naskahmu ditolak, siapa tahu
memang karena tidak cocok di kriteria mereka. Setidaknya saya mengalami berpuluh-puluh
naskah ditolak.
Selesai
talkshow kami mampir makan di kantin MNC yang punya batagor super nyummi,
kulitnya sangat ‘kriuk’, dalamnya kenyal lezat! Nasi ramesnya juga enak, masih
sesuai kantong menu-menunya: Batagor nyummi seporsi besar yang mengenyangkan
Rp.17.500, Nasi rames urap, bakwan jagung, tongkol balado Rp.18.00.-
Kantin MNC |
***
Anak-anak
pun pulangnya minta mampir main di taman menteng yang lumayan asri jika sore.
Tampaknya tamannya ini pun tidak bertahan lama menampakkan keasliannya dari
saat dibangun. Belum lama, tapi air mancurnya sudah tidak berfungsi, airnya
nyaris kering dan kotor. Rumah kaca yang buat saya pribadi hanya membuat panas
saat siang, beberapa kacanya retak seperti ditimpuk benda keras..Duh!
Lalu
taman bermainnya yang masih bagus, sepertinya bisa terancam punah melihat dari
cara anak-anak kampung sekitar (dilihat dari penampilannya dan sikapnya) yang
liar hendak mencorat coret permainan, dan bersikap kasar kepada pengunjung
anak-anak *beruntung mataku bak Medusa, jadi siapa yang hendak mengganggu
anak-anakku, dijamin kabur saat kulirik.. wkwkwkwk kejamnya Ibu Eni. Tapi
rupanya pihak keamanan disana masih sigap menghalau anaka-anak yang hendak
merusuh itu.
Anak-anak
bermain di taman bermain aku pun memilih santai di bangku taman sambil mempelajari novelku dan
mengingat-ingat talkshow tadi, sesekali ngobrol dengan suami, diterpa angin
sore Menteng dan sapaan suara dering sepeda yang berkali-kali melintas,
menawarkan dagangan mereka, dari minuman ringan sampai permen.
Bincang sore |
Ah, hidup memang punya banyak suguhan, seperti meja jamuan, tinggal mana yang ingin kita icipin. Saat kita belum tahu menu mana yang benar-benar enak, karena tampilan..kadang kita tertipu atau bisa jadi kita perlu kerja keras untuk menjangkau menu yang diujung sana....
Menteng,
18 Oktober 2013
mbak Eni, ajarin aku nulis dunk...
ReplyDeletecieee mesranya di sore hari...
Menulislah dengan hati dan apa yang kamu alami, pertama hal kecil itu aja deh..selanjutnya tinggal mengasah dari baca dan terbiasa menulis*duh, smoga saran saya ga sok pinter yaa
DeleteBtw kenapa fokusnya ke 'Aku dan Dia"....Bincang sore
Foto paling bawah romantis :-) *salah fokus*
ReplyDeleteduh,komen napah konteksnya*Grkgkkkk....sambil ngamatin foto mesra (apa iya mesra yak, duduknya aja tengahnya ada tas segede gaban bekal anak-anak xixiixi)
ReplyDeleteWahh.. Asik bgt. Mbk eni keren euuuyyy... Makin jd altis bu eni. Altis yg benal2 altis. Ga cuma gosapgosip.sukses telus bu
ReplyDeleteMba Anik ki jan, jargonnya Pijar dipake telussss*elus-elus perut yang membuncit dan jerawat yang kata anak-anak kayak hell boy*Pdhal di dagu
ReplyDeletembak Eni kereeennn
ReplyDeletehahaha...miasa, Mba Wuri, saya mak rempong
ReplyDeleteKebayang Mbak gimana hebohnya Pijar, waktu kita kopdar aja dia sampe jungkir balik di kursi hihihi...
ReplyDeleteSeruuuuu ceritanya. Barakallah Mbak, moga Rainbow laris manis :)
hahaha, iya baru inget aku trus Pijar nangis krn sakit gigi. Aamiin atas doanya
ReplyDelete