Kolaborasi Aksara Eni Martini & Ifa Avianty dalam SUNYI
Meeting suka-suka di Dunkin Donat Cinere, pukul 9 pagi |
Mungkin ini kolaborasi aksara atau duet paling 'crazy' buat saya, atau mungkin juga anda hehehhe
Berawal dari permintaan sebuah penerbit yang baru membuka lini 'novel fiksi'
maka saya menggandeng seorang sahabat, penulis senior, Ifa Avianty, yang karya-karyanya renyah dan selegit brownies. Membahas kehidupan dengan letupan-letupan alami, begitu hidup.
"Teh, duet novel yukkk?" tawar saya sok pede. Sungguh, sok pede. Secara malang melintang di dunia kepenulisan sepertinya saya masih jomplang bersanding dengannya.
Teh Ifa Avianty yang bersahaja |
Eni yang slebor |
"Ayukkkk!" katanya semangat, karena dia memang begitu semangat pada hal-hal yang dirasa positif, dan selalu menatap sesuatu di depannya seperti padi, tak pernah meninggikan posisinya meski senior.
"Aku sudah punya idenya, Teh. Kita ketemuan yuk, buat bahas..."
"Dunkin Donat Cinere yah, jam 8 pagi," katanya serius. "Sekalian daku nunggu anak sekolah."
"Sip, aku bawa Pijar, Teh."
Trantaaaam...
Dunkin donat pukul 8 pagi, seperti biasa saya sering ngaret, datang telat setelah segelas besar lemon tea di depan meja Teh Ifa ludes. Saya cuma nyengir, karena pasti si Teteh satu ini pemaklum nomor wahid (ngomong-ngomong dongkol gak yak sama saya, sering ngaret, sering lupa janji..duuuuuh >.<).
Kami pun langsung bahas soal konsep novel yang akan kami buat bersama, Pijar asyik main naga di Ipad si Teteh, sesekali jungkir balik gangguin*ihhhhhhhhhhhhhh
Saya mengeluarkan buku agenda (gene hari, masih saja saya lebih 'sreg' nulis secara manual untuk konsep-konsep..wkwkwk).
"Sinopnya seperti ini Teh, tentang dua sahabat yang terpisah... ketika waktu mempertemukan mereka berdua, si A sudah menikah, si B masih dalam pencarian pendamping hidup hingga usianya 35 tahun. Saat dia akan menemukan calon pendamping, ternyata si pria sudah beristri, istrinya mandul. Karena mandul itu lah si pria ijin poligami, si istri secara batin tidak merestui tapi secara logika dia menyadari tidak mampu memberi keturunan. Nah, dalam lingkaran-lingkaran A-B lalu muncul C si istri pria yang akan menikahi B...tugas kita adalah menciptakan benang merah diantara tokoh-tokohnya sampai ending"
Final Teh Ifa memegang si A dan C dan saya si B dan pria yang akan menikahi B. Kosep kelar didiskusikan, tanpa outline. Tanpa aturan-aturan tokoh A harus begini, C harus begitu, B harus begono, si pria harus seperti apa. Hanya ada sedikit gambaran kalau A seorang wanita yang soleha-pendiam dan smart, B ambisius,-populer-ceria dan penuh kreatifitas, C begitu lembut-sederhana-gambaran istri soleha, dan si pria lelaki islami yang berwibawa-pendiam dan tegas.
Diskusi ditemani lemon tea, Teh Ifa request kedua kalinya, sementara saya yag ikut-ikutan request lemon tea ternyata memutuskan untuk tidak meminumnya habis. Alamak..lambung saya perih pagi-pagi minum lemon tea >.<
Kalau si Teteh mah tradisi meminum bergelas-gelas, dan hebat lambungnya, apa bandel yak karena sering ngeluh maag kambuh sih.
Pijar memesan donat coklat dan menghabisi minuman saya*toweeeeng, si krucil satu nih kuat lambungnya apa memang anak kecil yang penting enak?
"Penerbitnya kasih DL sebulan, Teh."
"Gubrak! Minta tambahi harinya," kata Teh Ifa.
"Ok, nanti saya BBM Oscar deh, dia pasti paham sama mak rempong kayak kita. Oya, Teteh yang garap prolognya yak."
"Beres..."
Dan obrolan pun mengalir dari segala penjuru sampai Pijar bosan, waktu pun merenggut kami karena jam sudah menunjukan pukul 10 pagi lewat, waktunya menjalankan tugas emak-emak, menjemput anak sekolah, menyiapkan maksi di rumah.
"Moga lancar yah, proyek duet kita."
"Aamiin.."
***
Prolog pun dikirim Teh Ifa beberapa hari kemudian, saya langsung balas lima halaman untuk Bab1. Sepertinya Teh Ifa sempat kruwel karea Bab 1 ini saya hanya membahas masa lalu B, semetara prolog adalah pertemuan A dan B setelah menghilang bertahun-tahun sejak mereka lulus SMA dan memutuskan untuk kuliah di kampus pilihan masing-masing.
Kami inbox-inbox'a sampai saling paham bahwa kita bermain di tokoh masing-masing secara flashback, sampai diketemukan oleh alurnya. Maka selanjutnya Teh Ifa balas 5 halaman untuk bab 2, saya balas lagi...begitu seterusnya. Saya pegang Bab ganjil, Teh Ifa pegang Bab genap.
Background tokoh, pekerjaan, kondisi kehidupan, terbentuk sesuai kegilaan penulisnya masing-masing, tidak ada pengekangan, pengaturan, yang ada kita saling sulam naskah, saling rajut bab menjadi sebuah cerita kesatuan yang asyik dibaca...
Lama setiap bab ini antara 3-5 hari, kecuali ketika salah satu dari kami terkena penyakit emak-emak masuk angin, maag, repot, bisa molor 10 hari. Tapi alhamdulillah peristiwa molor ini jarang terjadi. Lebih sering setor bab itu per' tiga hari.
Teh Ifa: Lg kumat sinusku. Sesak gk bs nafas
Saya: Oooh,ocre-ocre teh..ekhe masak capcay dulu ama toge+tahu di tauco pedas
***
Setiap saat kita saling tunggu naskah dengan berdebar, karena masing-masing sering tidak tahu...akan Teh Ifa apakah nih si A sama C atau akan gimana nih saya buat si B atau si pria, seru luar bisa buat saya.
Saat jenuh, atau stack, kita berdua tak jarang malam-malam gila-gilaan. Chating berkhayal si A seperti siapa, si B lalu si C, kemudian si pria:
Teh Ifa:
And this is my Melati. Ini photopaint nya the late Queen Astrid of Belgians. Cantik dn anggun
Saya:
ini Malaya, si ikal yg aktif, cuek, penuh ambisi tp akhirnya berjilbab
Teh Ifa: Nah ini bayanganku ttg Radit suaminya Mel. Dingin dan kaku
Saya: Si Ayya cocok dimiripin Nia Ramadhani, Teh. Eh, lyta idung sm matanya nia banget, aku ptama ketemu malah bingung cari dia dan batin:ini org siapa yah mirip nia*beda bgt asli sm futunya
Teh Ifa Avianty: Di foto aja kliatan si Lyta kembar sendal sepatu sama nia
Saya: iya, aslinya tuh mirip krn aslinya putih, dower sexong gitu
(#Info: Ini kita ngerumpiin Penulis Riawani Elyta yang emang rada mirip Nia wkwkwkwk)
Kami bisa sampai tengah malam cuma buat ngobrolin masing-masing tokohnya mirip siapa, wkwkwk*impian terpendam penulisnya kayaknya.
Tidak jarang saling gregetan dengan bab yang saya garap, atau Teh Ifa garap:
Saya:
Mewek baca di bab Ayya..hiks,kayaknya dilukaaaaaa bgt*jitakin Malaya-Reza
Teh Ifa:
Eniiiii saya mau protesss, Itu coba yah masa si Ayya cuma bilang mas tdk salah lah kok suaminya lsg menganggap itu sbg persetujuan poligami
Gak relaaaaaaaaa *pukul panci*
***
Disela-sela saling lempar bab, terjalin komunikasi step step naskah yang memang rada *lagi-lagi, crazy hehehe. Sensasi banget duet tanpa outline dan sinop ending...fiuuuuh
Saya:
Teh, kirim naskah yg teteh mau krm dulu yaa coz aku rada blm dapat klik endingnya*kan blm tahu gimana amprokan mel-ayya-mala versi teteh..soalnya final malaya ketemu 4 mata aja, lalu 4 mata juga dg Reza.
Ini aku sdh email teteh bab 13 dibaca yah teh..krn mau final, kalau bisa naskah teteh baca smua biar bs kita revisi mana yg kurang nendang...aku tunggu naskah teteh selanjutnya biar aku bs garap estafet lagi.
karena soal Malaya, Reza sdh kelar nih menuju final...teteh juga aku lihat Melati sm radit masih blm jelas nih..gimana kasusnya xixix
Perjuangan terus berlanjut, diskusi berjalan hanya melalui bbm, atau inbox fb karena sedang bulan ramadhan, persiapan mau lebaran, pulang kampung, dsb.
Mencapai hampir 2 bulan, AJAIB! Naskah kelar dan kami beri judul SUNYI...
Saya:
Melati sesungguhnya kesepian, malaya kesepian, soraya kesepian...asyik ga yah kalau judunya....SUNYI
Teh Ifa:
Aaaaaa kereeeen.....
Setujuuuu
Begitu kelar kami masuk tahap menyulam atau memperindah agar nyambung dan menyatu, saling tukar naskah full, lalu final serahkan penerbit...
Eng Ing Eng...naskah pun digodok, cover dibuat berulang-ulang sampai menuju yang tercantik, sempat terjadi negosiasi setelah pilihan cover pertama dan kedua saya nilai terlalu ajaib dan ramai, begitu juga penilaian teman-teman di BAW yang saya pamerin cover tsb untuk menerima respon mereka. Biasanya orang lain lebih tokcer menilai, ketimbang kita sendiri heheheh
Cover pertama |
Cover kedua |
COMING SOON |
Cover ketiga pun jadi dan mendapat sambutan apik, cantik! Puji kawan-kawan BAW dan Teh Ifa...
Alhamdulilah SUNYI coming soon
Doakan ya teman-teman, semoga lancar dan memberi manfaat...
3 komentar
subhanallah keren abiz duetnya, aku akan beli!
ReplyDeleteSetiap karya selalu punya sensasi dan kenangan tersendiri. Apalagi karya duet. Proses sinergi yg mengikatkan hati.... bahagia pernah menjadi bagian kerja aksara ini....
ReplyDeletenulis bareng2 itu nggak mudah. keren utk kerjasamanya
ReplyDelete