DAUN-DAUN PETE
Daun-daun pete itu sudah sempurna memayungi hampir seluruh halaman
Daun-daunnya kecil-kecil menyerupai serpih-serpih...
Yang bila angin datang...
Luruhnya menyelimuti permukaaan tanah, kuning-kuning persis permadani persia
Bunga-bunganya yang bulat-bulat seperti kembang gula pun telah bermekaran
Sudah berapa lamakah kita berai?
Jika waktu melepasmu di stasiun kereta itu
Pohon pete meranggas kehitaman nyaris menyerupai pohon mati...
Wajarkah dengan segumpal kerinduan yang menggelayut rongga hati?
Yang memberati hingga kakiku tertatih dan terhempas...
Sudah seribu surat kutulis buatmu
Kuposkan pada bintang-bintang, ke langit-langit
Karena hanya mereka yang dapat mencapaimu
Yang mengelilingi depa- depa tanah tanpa aksara
Sialkah rasa yang kumiliki?
Beribu-ribu malam pada akhirnya kubiarkan surat-surat berikutnya
Terlantar dalam sepi
Sebab balasanmu tak kunjung-kunjung...
Dan daun-daun pete itu telah kembali menghitam menyerupai pohon mati...
Dan aku tak mampu lagi untuk berhitung berapa lama kita berai?
(Stasiun Lenteng Agung, 8 Desember 2001)
Daun-daun pete itu sudah sempurna memayungi hampir seluruh halaman
Daun-daunnya kecil-kecil menyerupai serpih-serpih...
Yang bila angin datang...
Luruhnya menyelimuti permukaaan tanah, kuning-kuning persis permadani persia
Bunga-bunganya yang bulat-bulat seperti kembang gula pun telah bermekaran
Sudah berapa lamakah kita berai?
Jika waktu melepasmu di stasiun kereta itu
Pohon pete meranggas kehitaman nyaris menyerupai pohon mati...
Wajarkah dengan segumpal kerinduan yang menggelayut rongga hati?
Yang memberati hingga kakiku tertatih dan terhempas...
Sudah seribu surat kutulis buatmu
Kuposkan pada bintang-bintang, ke langit-langit
Karena hanya mereka yang dapat mencapaimu
Yang mengelilingi depa- depa tanah tanpa aksara
Sialkah rasa yang kumiliki?
Beribu-ribu malam pada akhirnya kubiarkan surat-surat berikutnya
Terlantar dalam sepi
Sebab balasanmu tak kunjung-kunjung...
Dan daun-daun pete itu telah kembali menghitam menyerupai pohon mati...
Dan aku tak mampu lagi untuk berhitung berapa lama kita berai?
(Stasiun Lenteng Agung, 8 Desember 2001)
wuakakak daun pete aja bisa bikin lo terinspirasi, emang seniman daaah, maanchaaap! :p
ReplyDelete