Menulis sebagai karir?
Mungkin hanya sebagian orang yang memilih menulis sebagai karir, atau bahkan hanya segelintir orang yang berpikir untuk menjadikan menulis sebagai karir . karena belum tentu seorang penulis menjadikan menulis sebagai karir. Bisa jadi hanya sebagai hobby, keahlian extra, atau penghasilan tambahan.
Nah, saya adalah salah satu dari segelintir penulis yang menjadikan penulis sebagai karir. Maka awal tahun 2004 saya memutuskan keluar dari pekerjaan tetap disebuah perusahaan swasta dan menjadikan keahlian menulis ini sebagai karir, jadi jika diminta mengisi biodata yang berisi pekerjaan saya akan mengisinya sebagai: Penulis.
Mengirim berbagai karya tulisan singkat seperti essay, catatan perjalanan, kegiatan, wisata, sampai cerpen dan cerbung ke media, mengirim draf-draf berat seperti novel ke penerbit-penerbit, terus-menerus berkarya seperti kita bekerja Senin-Jumad selama 8 jam disebuah kantor sebagai karyawan. Namun asyiknya pekerjaan menulis ini tidak memiliki jadwal yang mengikat, tidak memaksa diri ketika kita diserang perasaan boring atau badmood.
Waktu menulis bisa menurut kehendak kita sendiri, kapan dan dimana. Bahkan saya pernah menulis didalam pedalaman yang dikelilingi hutan, makanya berkarir sebagai penulis jangan lupa membawa notes dan pena, bisa juga laptop jika kita masih pergi ke daerah yang medannya tidak penuh resiko, sayang dong laptop kan nggak murah.
Asyikan menulis sambil jalan-jalan?
Dan Percaya, dari hasil tulisan-tulisan yang dimuat dapat menjadi gaji untuk kebutuhan kita. Untuk ke media-media honor antara Rp.250.000 s/d Rp.500.000/tulisan
Sementara untuk novel yang diterbitkan penerbit kita akan mendapat royaliti 10% dari harga buku yang terjual.
Sebagai gambaran untuk novel seharga Rp.22.500 yang memiliki daya jual biasa, bisa mendapatkan Rp.2.000.000. /dua bulan. Bayangkan bila kita memiliki lebih dari 2 novel, dan rajin mengirim tulisan ke media-media, berapa penghasilan kita?
…
Nah, gimana…asyikan menjadikan menulis sebagai karir?
Tapi gimana caranya supaya kita menjadi penulis yang tulisannya dapat diterima media dan diterbitkan penerbit sehingga memutuskan menjadi penulis sebagai karir?
Ø Berlatih menulis dan menulis sehingga orang lain yang membaca tulisan kita mengatakan bagus baik tema, alur, pembendaharaan kata. Intinya enak untuk dibaca.
Ø Pelajari setiap media yang akan kita kirimi naskah karena setiap media memiliki tema sendiri sehingga tidak setiap tulisan dapat dimuat.
Misalkan media yang bertema perbukuan seperti Matabaca, maka naskah yang kita kirimi tentunya yang bertema perbukuan seperti mengulas toko buku, membuat tips-tips membaca atau menulis, dll.
Ø Untuk naskah berupa novel buat tema yang sedang in dimasyarakat dan beri judul yang menjual, lalu kirim draf naskah ke semua penerbit dengan memberikan synopsis cerita yang kita tulis secara menarik.
Ø Apabila kita belum memiliki nama di dunia kepenulisan coba kirimkan naskah novel kita ke penerbit kecil karena penerbit kecil belum memiliki antrian penulis yang mengirimkan naskahnya sehingga naskah kita tidak terbengkalai lama menunggu antrian untuk diseleksi layak tidaknya untuk diterbitkan.
Ø Ada baiknya untuk menjadi penulis banyak bergaul dengan sesama penulis yang lebih berengalaman untuk berbagi ilmu menulis
Ø Mengenal secara langsung orang-orang penerbit, dengan mengenal secara langsung biasanya novel kita yang belum layak dimuat tidak dibuang/dikembalikan begitu saja tapi diberi masukan untuk mendapat kesempatan dilihat lagi apakah tulisan kita sudah layak diterbitkan.
Keuntunganya kita mendapat masukan dalam karya dan memiliki kemungkinan besar dapat memenuhi persyaratan naskah kita dimuat.
Ø Yang terpenting jangan putus asa ketika pada akhirnya karya kita dikembalikan atau tidak diterbitkan karena karya yang layak tidak mudah dibuat sekali dua kali.
Untuk berkarir sebagai penulis seperti sekarang pun saya sudah ratusan kali mengalami karya yang ditolak media maupun penerbit.
Nah, saya rasa memutuskan untu berkarir sebagai PENULIS bukan suatu pilihan yang buruk dijaman semakin sulitnya lowongan pekerjaan seperti sekarang ini, bahkan justru dapat dijadikan pilihan yang tepat bagi anda yang berbakat.
Media di Indonesia yang jumlahnya tak terkira terbit dari yang setiap hari, mingguan, dwi mingguan, sampai bulanan. Penerbit di tanah air ini juga sudah meruyak, didukung toko buku yang bertebaran lalu minat baca yang cukup bagus, kenapa tidak menjadi penulis saja?
Mungkin hanya sebagian orang yang memilih menulis sebagai karir, atau bahkan hanya segelintir orang yang berpikir untuk menjadikan menulis sebagai karir . karena belum tentu seorang penulis menjadikan menulis sebagai karir. Bisa jadi hanya sebagai hobby, keahlian extra, atau penghasilan tambahan.
Nah, saya adalah salah satu dari segelintir penulis yang menjadikan penulis sebagai karir. Maka awal tahun 2004 saya memutuskan keluar dari pekerjaan tetap disebuah perusahaan swasta dan menjadikan keahlian menulis ini sebagai karir, jadi jika diminta mengisi biodata yang berisi pekerjaan saya akan mengisinya sebagai: Penulis.
Mengirim berbagai karya tulisan singkat seperti essay, catatan perjalanan, kegiatan, wisata, sampai cerpen dan cerbung ke media, mengirim draf-draf berat seperti novel ke penerbit-penerbit, terus-menerus berkarya seperti kita bekerja Senin-Jumad selama 8 jam disebuah kantor sebagai karyawan. Namun asyiknya pekerjaan menulis ini tidak memiliki jadwal yang mengikat, tidak memaksa diri ketika kita diserang perasaan boring atau badmood.
Waktu menulis bisa menurut kehendak kita sendiri, kapan dan dimana. Bahkan saya pernah menulis didalam pedalaman yang dikelilingi hutan, makanya berkarir sebagai penulis jangan lupa membawa notes dan pena, bisa juga laptop jika kita masih pergi ke daerah yang medannya tidak penuh resiko, sayang dong laptop kan nggak murah.
Asyikan menulis sambil jalan-jalan?
Dan Percaya, dari hasil tulisan-tulisan yang dimuat dapat menjadi gaji untuk kebutuhan kita. Untuk ke media-media honor antara Rp.250.000 s/d Rp.500.000/tulisan
Sementara untuk novel yang diterbitkan penerbit kita akan mendapat royaliti 10% dari harga buku yang terjual.
Sebagai gambaran untuk novel seharga Rp.22.500 yang memiliki daya jual biasa, bisa mendapatkan Rp.2.000.000. /dua bulan. Bayangkan bila kita memiliki lebih dari 2 novel, dan rajin mengirim tulisan ke media-media, berapa penghasilan kita?
…
Nah, gimana…asyikan menjadikan menulis sebagai karir?
Tapi gimana caranya supaya kita menjadi penulis yang tulisannya dapat diterima media dan diterbitkan penerbit sehingga memutuskan menjadi penulis sebagai karir?
Ø Berlatih menulis dan menulis sehingga orang lain yang membaca tulisan kita mengatakan bagus baik tema, alur, pembendaharaan kata. Intinya enak untuk dibaca.
Ø Pelajari setiap media yang akan kita kirimi naskah karena setiap media memiliki tema sendiri sehingga tidak setiap tulisan dapat dimuat.
Misalkan media yang bertema perbukuan seperti Matabaca, maka naskah yang kita kirimi tentunya yang bertema perbukuan seperti mengulas toko buku, membuat tips-tips membaca atau menulis, dll.
Ø Untuk naskah berupa novel buat tema yang sedang in dimasyarakat dan beri judul yang menjual, lalu kirim draf naskah ke semua penerbit dengan memberikan synopsis cerita yang kita tulis secara menarik.
Ø Apabila kita belum memiliki nama di dunia kepenulisan coba kirimkan naskah novel kita ke penerbit kecil karena penerbit kecil belum memiliki antrian penulis yang mengirimkan naskahnya sehingga naskah kita tidak terbengkalai lama menunggu antrian untuk diseleksi layak tidaknya untuk diterbitkan.
Ø Ada baiknya untuk menjadi penulis banyak bergaul dengan sesama penulis yang lebih berengalaman untuk berbagi ilmu menulis
Ø Mengenal secara langsung orang-orang penerbit, dengan mengenal secara langsung biasanya novel kita yang belum layak dimuat tidak dibuang/dikembalikan begitu saja tapi diberi masukan untuk mendapat kesempatan dilihat lagi apakah tulisan kita sudah layak diterbitkan.
Keuntunganya kita mendapat masukan dalam karya dan memiliki kemungkinan besar dapat memenuhi persyaratan naskah kita dimuat.
Ø Yang terpenting jangan putus asa ketika pada akhirnya karya kita dikembalikan atau tidak diterbitkan karena karya yang layak tidak mudah dibuat sekali dua kali.
Untuk berkarir sebagai penulis seperti sekarang pun saya sudah ratusan kali mengalami karya yang ditolak media maupun penerbit.
Nah, saya rasa memutuskan untu berkarir sebagai PENULIS bukan suatu pilihan yang buruk dijaman semakin sulitnya lowongan pekerjaan seperti sekarang ini, bahkan justru dapat dijadikan pilihan yang tepat bagi anda yang berbakat.
Media di Indonesia yang jumlahnya tak terkira terbit dari yang setiap hari, mingguan, dwi mingguan, sampai bulanan. Penerbit di tanah air ini juga sudah meruyak, didukung toko buku yang bertebaran lalu minat baca yang cukup bagus, kenapa tidak menjadi penulis saja?
ass. mb eni . ..
ReplyDeleteartikelnya bagus mb' . . . inspiratif banget . . smoga bisa jadi bantuan u/ aku biar bisa ngelanjutin eulisan-tulisan aku yang terbengkalai. . .
hheeeee . . .
mb' no e mb' eni ilang d hape ku e mb' . . . boleh minta lagi . .
ass
ReplyDeletealhamdullilah kalau bermanfaat. terus menulis yach, nomorku 021 32566055. terus semangat membaca buat menjadi penulis yang bagus
oya, jangan lupa promosiin blog mba eni yach:)
hemmm, ya ya ya aq suka nulis tapi ndaperna ada yg sampai publish...
ReplyDeletementok sampai di halaman2 blog ini ajah...
thx motivasi na mba, tp aq mesti mulai dr mana ney yak...
pusing ide banyak tp numpahinnya binun...
uuuuy mir, bagus artikelnya hehehe jd bayang2 itu mesti gw tulis yah wakakakaka
ReplyDeletepengen jadi penulis............
ReplyDelete