- Saya malas, Mba, buat Mpasi Homemade. Masaknya capek, butuh proses dan waktu . Udah gitu, mending kalau dimakan, bayi saya GTM (gerakan tutup mulut)
- Ah, makannya cuma sedikit. Mending saya beli instan saja, Mba Eni. Lebih praktis, gak buang-buang kalau gak habis.
- Anak saya lebih suka instan, Mba Eni. Rasanya lebih pas, ketimbang Mpasi homemade. Buatnya juga ribet, pakai direbus, dikukus, disaring atau diblender. Ribet.
Dan, banyak lagi keluhan serupa
baik di inbox fb saya atau di dunia nyata. Belum lagi suara yang seperti ini:
- Iya, Mba Eni mah rajin buat Mpasi Pedar doyan, tinggal lep...tinggal lep.
- Mba Eni, kan ibu rumah tangga, pasti lebih banyak waktu dong buat Mpasi homemade yang ribet itu. Anaknya juga gampang banget makannya...
Tsaaah, benarkah Pendar selalu
makan dengan lep..dengan lep? Benarkah
Pendar membuka mulut terus buat menerima asupan, tidak pernah GTM? Benarkah begitu
mudahnya saya memberi Mpasi ke Pendar?
Jawabannya, TIDAK SELALU.
Sebab
semua anak memiliki tahap GTM, emoh makan, nolak asupan, dan sejenisnya yang
menciptakan kurva stres. Kurva yang naik turun, bikin emaknya ngos-ngosan nahan
rasa.
Bayangkan? Susah payah saya masak
diantara kesibukan membantu mengurus OS buku, menulis naskah dan tetap berusaha
eksis nulis di blog. Belum lagi jika sewaktu-waktu saya perlu ke penerbit , ke
gudang buku. Memang di OS buku saya hanya membantu-bantu, tapi tetap ini
seperti sebuah pekerjaan yang wajib saya kerjakan dengan baik dan kosisten,
karena berhubungan dengan pihak kedua-ketiga, yaitu customer dan penerbit atau
suplier. Ini belum kehitung ngurus kakak-kakaknya dan tetek bengek lainnya. Ya,
ya, saya memang ibu rumah tangga riweh hehhehehe
Lalu Mpasi homemade yang saya
masak dengan cinta itu tahu-tahu ditolak Pendar (baca: kepeh), bayiku GTM.
Berbagai aksi saya lakukan, dan final...sebagai manusia biasa saya bisa emosi. Terus
gimana dong? Menyerah?
Gak lah (meski nyaris.. hehehe). Saya tetep tuh buat Mpasi
homemade dari Pendar usia 6bulan- `13 bulan, mau kebuang kek, mau kemakan kek,
saya mah setia. Terus kalau emosi gimana?
Ini dia tipsnya, moga bermanfaat, Moms:
- Cukup 30 menit kita berkutat menyuapi bayi. Apapun itu, meski hanya masuk seupil-seupil...tinggalkan mangkuk Mpasi jika sudah 30 menit. Tujuannya: Mencegah emosi anda melukai si kecil, mengurangi kadar sutris kita, mencegah bayi trauma makan.
- Setelah satu jam, beri camilan. Biasa saya kasih Pendar biskuit, keju, susu UHT, buah atau apa saja yang bisa dia konsumsi. Soal sisa makanannya, ya terpaksa kebuang kecuali kita punya ayam.. bisa dikasih ke ayam..hehehe. Soalnya saya kurang suka menyimpan sisa makanan, air liurnya bisa membuat makanan tidak bagus lagi dikonsumsi. Karena itu jika anak dalam kondisi sedang susah makan, sebaiknya membuat dan memberi makanan takarannya lebih sedikit dari biasanya, hingga tidak banyak kebuang. Melihat makanan kebuang-buang banyak, kan ngrenes ya, Moms...
- Teori memberi Mpasi sehari 1-2x saat mengenal makanan, dan sehari 3x setelah bayi berusia 1tahun, kalau saya, dalam kondisi Pendar susah makan atau GTM...tidak terpakai. Cukup saya kasih sesuai ritme yang dia mau. Bahkan saat awal Mpasi dia benar-benar GTM...saya hanya kasih dia full ASI selama 2 hari, baru hari ketiga mulai lagi kasih MPasi. Alhamdullilah, dia mau. Coba kalau pada saat dia GTM saya paksa MPasi? Bisa-bisa bayinya trauma, sayanya sutris dan emosi.
- Buat menu bervariasi, dalam arti jangan itu-itu saja, apalagi yang sudah disimpan atau dihangatkan berhari-hari. Mentang-mentang Mpasi bayi hanya dikonsumsi sedikit, buat banyak biar ga rempong trus...sampai 3 hari diangetin terus...dudududu, NO!
Saya selalu membuat Mpasi dengan
porsi yang secukupnya, makanya masaknya pakai panci kecil. Cuma supaya tidak
memakan waktu lama, misalnya mau masak yang berkaldu. Saya sudah menyimpan
kaldu di lemari es. Maklum masak kaldu ini 1-2 jam, supaya
mendapat sari kaldu yang kental dan gurih.
Dengan kaldu ini kita bisa manfaatkan jadi berbagai menu MPasi loh, Moms. Gak cuma buah kuah sop, mau jelasnya silakan baca-baca di resep Mpasi ya.
Resep-Resep MPasi Pendar bisa diklik:
- Serba Serbi MPasi WHO Menu Tunggal
- Resep-Resep 4 Bintang Panduan WHO ala Pendar
- Resep Kilat MPasi Homemade Untuk sarapan
- Resep MPasi Untuk Batita Di Atas 1 Tahun ala Pendar
Lagi pula, bayi GTM, atau emoh makan tidak selalu karena memang susah makan, atau MPasi kurang bervariasi. Terkadang, karena tidak fit sehingga nafsu makannya hilang seperti yang juga dialami orang dewasa. Mau tumbuh gigi sehingga gusinya tidak nyaman, dll. Kuncinya bersabar, jangan memaksa dan tetap berusaha. Kalau berat badan bayi tidak sesuai keinginan kita, kan sering para ibu atau pandangan masyarakat...bayi sehat gembul. Jangan cemas, Moms, lihat faktor genetika orangtua, faktor asupan lemaknya. Lihat kurva perkembangan sesuai usianya.
Nah, kalau perkembangan jauh dibawah standart, berat badan kurang dari standart..AWARE. Mungkin ada baiknya memeriksakan ke tenaga kesehatan, seperti dokter anak, ahli gizi. Tapi kalau asupan baik, orangtua tidak ada yang gembul, perkembangan tumbuh kembangnya baik, tidak gembul...no problem. Yang penting anak kita sehat ^_^
Ok, Moms...segini dulu yaw, sharing dari saya. Semoga memberi manfaat!
Oya, ini polah Pendar dalam proses MPasi. Bisa dibayangkan, dan saya yakin banyak para Moms yang senasib ya, berjuang dalam MPasi selain ASI tentunya (perjuangan saya dalam dunia ASI bisa dibaca di SINI).
Lihat kan, Moms...gak cuma sutris MPasi ditolak, tapi juga lantai rumah jadi kotor, berantakan, kerja berlipat ganda. Tapi, semua itu adalah masa-masa yang tidak lama, yang kelak akan jadi kenangan manis, merindukan. Intinya, jika ada Ibu yang merasa sedih-sutris anak GTM, menolak MPasi buatan Ibu...JANGAN BAPER, anda tidak sendiri. Mungkin, semua ibu di dunia mengalami tahap yang sama. Keep cemunguuuut.
Jangan Menyerah untuk tetap memberi bayi anda asupan terbaik, MPasi homemade, jadi orangtua memang perlu perjuangan, termasuk perjuangan untuk toilet training si keci. Ini kisah sukses saya mengajarkan anak kedua sukses toilet training: Suksesk Mentatur si Kecil dan pentingnya tidur nyenyak.
Selamat tahun baru 2016, Moms