Judul Buku:
I'm a Little Lady : Aku Dapet
Penulis:
Robyn Soetikno
Penerbit:
RB Publisher - Depok
Harga:
Rp80.000
Aku punya banyak teman
Ada teman di sekolah dan di rumah
Tetapi katanya aku akan kedatangan teman yang akan selalu menemaniku sampai aku tua
Setiap hari aku bertemu teman-teman di sekolah
tetapi temanku yang ini hanya berkunjung beberapa hari dalam sebulan
Nama teman baruku adalah menstruasi
(Hal:3)
Pertama kali membaca buku yang ditulis oleh Robyn Soetikno ini, saya langsung jatuh cinta. Istilahnya sreg banget deh sama buku ini, mengapa? Saya adalah ibu yang mengenalkan pendidikan seks sejak dini kepada anak-anak saya, berawal dengan memberitahu nama alat genetikal mereka , bagaimana menjaga kebersihan, dan menjaganya. Terutama pada gadis kecil saya, Lintang, yang kini berusia 11 tahun.
Usia menjelang akan datang si teman spesial yang kelak menemaninya sampai ia tua (istilah dalam buku Robyn). Sebab, sesungguhnya menghadapi kedatangan teman spesial atau menstruasi ini bisa menjadi begitu mudah, bisa menjadi begitu sulit, ke dua hal tersebut bisa terjadi karena satu hal: Informasi dan cara penyampaianya yang didapat si anak tentang menstruasi.
Karena itu saya jarang memakai buku dengan label sex education, kalau lah memakai akan sangat pilih-pilih. Saya baca dulu, telaah, pahami, apakah cara penyampaian kalimatnya sesuai dengan daya tangkap anak saya? Apakah penuturannya mengedukasi atau justru memberi info yang salah kaprah? Apakah gambarnya mendidik atau justru menciptakan imajinasi yang menyimpang dari maksud yang tertulis? Sebab, kekeliruan dala seks edukasi akan menjadi bom nagasima bagi si anak kelak. Ini bukan main-main menurut saya pribadi.
Maka buku yang ditulis oleh Robyn secara berseri : Iam Me Series ini, dengan bahasa bilingual digarap bersama illustrator Ade Chintya cocok bingit deh dibaca anak-anak gadis kita yang akan menghadapi masa bertemu dengan teman spesialnya. Bahkan apa yang dirasakan tokohnya, penulis dalam menulis buku ini menggunakan POV 1, di mana dalam menuliskan buku yang ditujukan langsung pada anak, yang bila tanpa didampingi orangtua tetap aman, POV 1 ini soal bahasa menjadi sangat penting. Mengapa?
Karena si tokoh adalah anak-anak, maka ketika penulis keceplosan menuangkannya menjadi bahasanya sendiri (dalam hal ini penulis usianya tentu bukan anak-anak lagi) akan terjadi 'miss' yang tidak sampai dengan baik ke anak-anak, dan itu pernah saya temukan di beberapa buku anak lain. Nah, dalam bukunya Robyn berhasil menuturkan menjadi si tokoh yang baru akan menghadapi teman spesialnya, si menstruasi.
Menstruasi membuatku kesal
Menstruasi itu sendiri mengesalkan
karena membuatku tidak bebas berolah raga
Tetapi yang lebih mengesalkan lagi
adalah semua kebutuhannya
Pas dapet, darah akan mengalir
dari bagian tubuh yang disebut vagina
Jika tidak ditampung, darah itu bisa bocor
ke celanaku dan ke spreiku
Jadi, aku memakai pembalut
(Hal: 6)
Yes! Apa yang ditulis Robyn, yakni apa yang dirasakan tokoh dalam buku ini persiiiis banget dengan apa yang pernah saya rasakan dulu saat pertama kali kedatangan teman istimewa. Saya sangat tidak nyaman dengan darah menstruasi yang ke luar karena baru pertama menghadapinya, harus beradaptasi, sementara Ibu saya tidak pernah membelikan bekal ilmu yang cukup bagi saya untuk menghadapi hal ini.
Tidak hanya kesal tidak bisa ikut olahraga, salah satu pelajaran kesukaan saya. tetapi juga perasaan aneh memakai pembalut. Bahkan awal menstruasi saya tidak mau memakai pembalut, tetapi membawa rok sekolah double. Tidak perlu saya ceritakan detail, Anda bisa membayangkan bagaimana kondisi saya saat itu. Karenanya ketika memiliki seorang anak gadis, saya mempersiapkan sejak dini hal-hal yang dulu tidak saya dapatkan.
Coba, ngacung. Ada yang pernah mengalami atau setidaknya mendengar cerita pengalaman memakai pembalut yangs salah tidak? Seperti terbalik saat memasangnya sehingga yang ada serotif perekatnya dipasang di bagian atas, apa yang terjadi? Mungkin Anda yang tidak pernah mengalami akan terpingkal-pingkal membayangkannya, dan bagi Anda yang pernah mengalaminya masa-masa terajaib itu, pasti akan menutup wajah serapat-rapatnya, hahahahaha.
Pada halaman berikutnya (sebenarnya buku tulisan Robyn ini tidak tertera angka halaman, tetapi agar memudahkan saat meresensi saya menghitungnya sendiri, hehehe), halaman 12:
Selain jenis pembalut, aku juga belajar tempat untuk
menempelkan pembalut yang tepat.
Katanya tempatnya akan berbeda antara satu orang dengan orang yang lain.
Awalnya aku harus sering mengecek agar tidak bocor
Tapi setelah menstruasi datang beberapa kali
Aku tahu persis di mana meletakkan pembalutnya dan melipat sayapnya.
Nah, tentu anak yang membaca penjelasan ini sedikit banyak akan membayangkan, bagaimana cara memasang pembalut yang benar, apalagi buku disertai ilustrasi yang detil sehingga memudahkan anak untuk mengetahui secara total. Tidak hanya cara memasang pembalut, tetapi juga terdapat cara memilih pembalut, cara mengenali tanda-tanda haid, cara menghitung datangnya haid, mengatasi saat datangnya mulas. Menggambarkan bagaimana rasanya rasa mulas itu, tentu beda dengan mulas masuk angin atau akan buang air besar.
Pokoknya begitu saya menerima buku ini, membacanya, lalu dengan rasa percaya memberikan pada gadis kecil saya, Lintang: "Mba, baca deh ini. Ini buku tentang menghadapi menstruasi, gak usah ibu dampingi. Aman kok, tapi kalau ada yang gak tahu tanya ya."
Buku berukuran cukup besar, termasuk dalam golongan buku tipis (tidak banyak halamannya), dikemas dari kertas karton tebal dengan ilustrasi yang menarik sekali buat anak-anak. Didominan warna merah jambu menurut saya sangat rekomend buat dibaca gadis kecil yang akan menghadapi masa menstruasi. Jika seperti biasa mengulas sebuah buku, saya pasti menemukan ketidak sempurnaan atau kekurangan karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT . Maka buku ini secara isi menurut saya tidak ada yang bisa saya kritik, tetapi secara harga?
Ehmmm, di situ lah kekurangannya menurut saya. Sebab, sebagai ibu dan penjual buku anak, buku ini masuk dalam golongan 'mihil'. Buku tipis yang dibandrol harga Rp80.000, di mana buku seharga itu biasanya cukup besar dan tebal, hehehehe. Tetapi memang ilmu tidak ada yang murah, nilainya jauh lebih besar dari sebuah nominal materi. Namun... alangkah baiknya jika harganya merakyat, sehingga semua orangtua bisa membelikan buku yang baik dan dibutuhkan bagi anak-anaknya.
Oya, buku yang baru dilaunching bulan Januari 2017 ini, kebetulan saya hadir di acara launching yang di adakan di toko buku Kinokuniya Jakarta, memiliki tiga judul lainnya; Aku Berubah, Aku Berkembang, Aku Sempurna. Pengen banget koleksi semuanya buat Lintang, tetapi karena harganya dibandrol lumayan itu. Jadi bertahap deh ngoleksinya.
26 komentar
Noted mbaa...makasih sharingnya...penting banget buku kaya gini ya tapi...errrr harganya lumayan yah....
ReplyDeleteIya, mb..konon karena ilustrator dan kertasnya mihil
DeleteSeks edukasi sejak dini kepada anak sangat perlu. Kadang orang tua blm tahu gimana cara baik menyampaikannya. Buku ini bisa membantu ya :)
ReplyDeleteIya, mb Okti mana bahasa dan gambarnya cocok untuk anak anak ya
DeleteCara bahasa dalam bukunya menarik ya. Bagus banget buat mengenalkan ke anak-anak.
ReplyDeleteIya, mb...aman deh buat anak-anak
DeleteWaaaa aku harus beli nih. Nadia udh 9thn aku pengen mulai cerita2 tentang menstruasi
ReplyDeleteIya, sudah waktunya karena menstruasi bisa dimulai dari anak.usia 9th ke atas
DeleteBukunya memang bikin pengen... tapi ntar lah, tunggu hana 9 tahun aja.
ReplyDeleteSi kecil usia berapa mb?cocok dikenalkan pas usia 9th
DeleteBuku kayak gini emang penting yah di kenalkan sejak dini.
ReplyDeleteWah sekilas aku liat ini edukatif ya.
Eh tadi ada berita soal buku sex education yang katanya di tarik dari publik karena gambarnya kurang tepat. Emang bener harus pilih pilih kalau soal buku beginian mah ^^
Iya mb, ekstra hati-hati itu perlu sekali
DeleteMba Eni tulis versi yang terjangkau aja biar kita bisa beli...Aku juga punya gadis kecil yg sebentar lagi memasuki fase itu
ReplyDeleteAku ga berani nulis buku seperti ini mb, basic aku bukan psikolog.kawatir ada salah kena dikasusin KPAI nanti
DeleteAku pernah baca ini di toko buku. Memang bagus sih. Kadang ABG bingung mau cerita ke siapa tentang perubahan fisik ini. Ada beberapa seri buat cewek. Kalau yang cowok aku belum nemu sih.
ReplyDeletePadahal cowok juga perlu loh, biar mereka menghadapi tahap mimpi basah dengan paham.ada sih sex edukasi ce-co berbentu komik terbitan Gramedia
DeleteWah penting nih, bagus bukunya dan memang harus diajarkan sejak dini jadi anak tau perubahan fisik dan tentang menstruasi ini,.
ReplyDeleteNgeri kalau tahubya dari oranglain ya, mb.takut penerimaannya ngawur
DeleteBuku ini perlu buat remaja putri apalagi yg bakal menghadapi menstruasi. Anak-anakku waktu kls 3 SD sudah kuberi gambaran umum tentang mens ini, jadi mereka udah nggak kaget lagi. Si sulung waktu itu mens pertama di sekolah, eh pulang-pulang dia bilang, "Ma, aku sudah dapet." :D
ReplyDeleteKomunikasi yang baik ya, mb.antara ibu dan anak
DeleteBuku-buku kayak gini penting banget buat edukasi anak jelang puber. Pengalaman dulu punya teman trus dia paling pertama mens di antara geng main kami. Dia malah bingung trus nangis, kami apalagi blah bloh juga. Itu semua karena memang nggak diberikan pendidikan seks khususnya tentang mens sebelumnya.
ReplyDeleteKayak aku dulu nangis gulang guling di kasur, tereak: Eni gak mau gede, gak mau gede!
DeleteWkwkwk
Soal meletakkan pembalut,jadi inget dulu pernah salah naro bagian yg lengket itu nempel ke miss v dan yg gak lengket itu nempel ke CD
ReplyDeleteWkwkwk...kacauuu
DeletePenting banget nih edukasi kepada anak tentang pendidikan seks
ReplyDeleteMb Alinda punya anak ce kah?
Delete